Rabu, 05 Maret 2014

paten gan Selengkapnya...

Rabu, 11 Juli 2012

Belajar Internet Marketing Gratis Disperindag Provinsi Riau Super Keren

Di era yang serba teknologi ini, siapa yang tidak mengetahui Internet Marketing??
Menurut Wikipedia:
Internet Marketing Ialah: Pemasaran Internet atau e-pemasaran (bahasa Inggris: Internet marketing atau e-marketing atau online-marketing) adalah segala usaha yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa melalui atau menggunakan media Internet atau jaringan www. Kata e dalam e-pemasaran ini berarti elektronik (electronic) yang artinya kegiatan pemasaran yang dimaksud dilaksanakan secara elektronik lewat Internet atau jaringan cyber.
Bisnis melalui internet bisa dioperasikan dari rumah sehingga biayanya bisa jadi sangat kecil dibandingkan harus sewa kantor atau toko. Dua hal penting yang harus dimiliki oleh internet marketing adalah Website dan email.

Suasana Belajar Internet Marketing

Photo Pemateri 'Pak Frans'



Sales website adalah bentuk terbaik dari internet marketing. Perusahaan atau individu yang ingin mensetup website akan memberikan kesempatan kepada calon customer untuk membeli produknya. Customer akan mengunjungi website, melakukan pemesanan, melkukan pembayaran secara online atau transfer via bank, dan barang dikirimkan ke customer. Semua transaksi ini akan dilakukan secara elektronik dan otomatis.
Jadi, Internet Marketing secara singkat padat dan jelasnya adalah suatu Proses Perusahaan/ seseorang membuat pelanggan memiliki minat pada product atau jasa yang dijual secara Online.
Kegiatan Internet Marketing dibagi dalam 2 bagian, yaitu:
1. Penjualan Product/Jasa Sendiri (Product Owner)
2. Penjualan Product/Jasa Orang Lain (Affiliate Marketing)


[caption id="attachment_6" align="aligncenter" width="226"]Belajar Internet Marketing Gratis Disperinda Provinsi Riau Super Keren Belajar Internet Marketing Gratis Disperinda Provinsi Riau Super Keren


Dengan banyaknya manfaat yang didapati dengan Internet Marketing maka Disperinda Provinsi Riau mengadakan pelatihan e-commerce yang bertujuan untuk menghadapi tantangan dunia globalisasi yang semakin pesat. Acara pelatihan Internet Marketing ini yang dilaksanakan pada tanggal 11 – 13 Juli 2012 bertempat di HOTEL PREMIERE Jalan Jendral Soedirman Pekanbaru, Riau. Kegiatan ini merupakan angkatan ketiga, yang mana angkatan pertama dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober – 2 November 2011 dan angkatan kedua pada tanggal 3 – 5 November 2011 yang lalu, pada angkatan ketiga ini jumlah peserta sekitar 130 orang yang terdiri dari UKM dan umum. Adapun Tutor/pemateri yang memberikan materi pada Pelatihan Internet Marketing (e-Commerce) sebagai media ekspor impor bagi UKM dan Masyarakat kali ini adalah praktisi/ahli yang sangat berkompeten di bidangnya, yaitu e-commerce dan SEO.
Pelatihan Internet Marketing ini GRATIS dan sangat SUPER KEREN!!
Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi semua peserta.





Selengkapnya...

Rabu, 04 Juli 2012

Angkaro dan Tunturana

Dua ekor kepiting, Angkaro dan Tuturana, bersahabat karib. Mereka tinggal bersama di pinggir laut, di balik bebatuan. Mereka bersembunyi karena takut pada orang-orang yang mencari ikan dan kepiting. Apabila laut pasang, mereka bermain tanpa takut akan ditangkap manusia.
Pada suatu malam, ketika bulan purnama, Angkaro dan Tuturana keluar menikmati keindahan alam.
” Sahabat, bagaimana kalau kita hiasi punggung kita agar kelihatan menarik ?” kata Angkaro.
”Bagus sekali idenya. Kita memang perlu mempercantik diri agar kelihatan menarik. Tapi, bagaimana caranya ? ” tanya Tuturana.
”Bagini.”sahut Angkaro, ”Kita lukis punggung kita dengan cat warna-warni yang menarik.”
” Wah, menarik sekali.Bagaimana kalau aku dulu yang dilukis. Boleh atau tidak ? tanya Tuturana.
”Baiklah.”kata Angkaro.
Angkaro mulai mengukir punggung Tuturana. Punggung Tuturana dihiasi dengan bulatan-bulatan dari muka ke belakang, dan dari atas ke bawah. Lukisan itu sangat mempesona.
”Sudah selesai sahabat.”kata Angkaro.
Tuturana bercermin pada di air laut yang jernih.
“Bagus, bukan?”tanya Angkaro.
“Bagus sekali. Terima kasih sahabat.”kata Tuturana,
”Sekarang giliranku.”kata Angkaro.
Tiba-tiba air laut surut. Datanglah pencari ikan membawa obor. Kedua ekor kepiting itu pun terkejut. Berlarilah mereka untuk menghindari bahaya.
”Maaf, sahabat. Orang-orang sudah datang untuk menangkap kita. Tidak ada waktu lagi untuk melukis punggungmu.” kata Tuturana.
”Tidak punggungku harus kamu ukir !” teriak Angkaro.
Melihat obor-obor semakin dekat, Tunturana menggambari punggng Angkaro dengan dengan kuas dan cat tanpa bentuk. Punggung Angkaro sekarang penuh dengan garis tidak karuan karena tergesa-gesa hendak menyelamatkan diri.
Angkaro terpaksa menerima keadaan. Keduanya berkawan dalam bentuk yang amat berbeda: Tuturana cantik dan Angkaro jelek.


Sumber : Aku Cinta Bahasa Indonesia kelas IV , Tiga Serangkai
Selengkapnya...

Selasa, 03 Juli 2012

Cara Penanggulangan Kepadatan Penduduk



Adapun kebijakan dan usaha pemerintah dalam menanggulangi kepadatan penduduk yaitu:
1. Kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia dalam upaya mengatasi masalah jumlah penduduk, yaitu:
a). Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional, dengan cara memperkenalkan tujuan-tujuan program KB melalui jalur pendidikan, mengenalkan alat-alat kontrasepsi kepada pasangan usia subur, dan menepis anggapan yang salah tentang anak. Meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.
b). Menetapkan Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya mengatur serta menetapkan tentang batas usia nikah.
c). Membatasi pemberian tunjangan anak bagi PNS/ABRI hanya sampai anak kedua.
2. Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk antara lain meliputi hal-hal berikut ini:
a). Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor Keluarga Berencana.
b). Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.
c). Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun menjadi 9 tahun.
Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal. Beberapa pengamat masyarakat percaya bahwa konsep kapasitas muat juga berlaku pada penduduk bumi, yakni bahwa penduduk yang tak terkontrol dapat menyebabkan katastrofi Malthus. Beberapa menyangkal pendapat ini.
Negara-negara kecil biasanya memiliki kepadatan penduduk tertinggi, di antaranya: Monako, Singapura, Vatikan, dan Malta. Di antara negara besar yang memiliki kepadatan penduduk tinggi adalah Jepang dan Bangladesh.
Berikut adalah peringkat negara-negara di dunia berdasarkan jumlah penduduk (2005):
1. Republik Rakyat Cina (1.306.313.812 jiwa)
2. India (1.103.600.000 jiwa)
3. Amerika Serikat (298.186.698 jiwa)
4. Indonesia (241.973.879 jiwa)
5. Brasil (186.112.794 jiwa)
6. Pakistan (162.419.946 jiwa)
7. Bangladesh (144.319.628 jiwa)
8. Rusia (143.420.309 jiwa)
9. Nigeria (128.771.988 jiwa)
10. Jepang (127.417.244 jiwa)
Kesimpulan
Pemerintah telah membuat sebuah kebijakan dan usaha cara penanggulan diantaranya: mencananngkan KB, menetapkan UU perkawinan, dan membatasi Tunjangan PNS/ ABRI. Adapun usaha pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk yaitu: meningkatkan pelayanan kesehatan, mempermudah dan peningkatan dibidang pendidikan, dan meningkatkan wajib belajar 9 tahun.

Selengkapnya...

Jumat, 29 Juni 2012

Indahnya Sisi Barat Indonesiaku

Assalamu’alaikum pembaca Indonesia,



Lagi asyik2 browsing di Internet, saya liat ada lomba blog nih temanya “Paling Indonesia”, saya terdiam sejenak sambil berfikir untuk mencari ide, kebetulan sekali saya habis melakukan perjalanan yang amat meyenangkan dan tak terlupakan, yang mana saya beserta tman2 sekelas bersama dosen mengadakan proses pembelajar diluar daerah dalam mata kuliah “English Communication Skill”, disini kami diberi tugas untuk meliput segala yg berkaitan dengan daerah yang kami kunjungi, tanpa panjang lebar silahkan simak saya bercerita. :D
Tepat pada tanggal 10 Juni 2012 yang lalu saya beserta rombongan menunaikan niat baik yang telah kami rencanakan dengan matang untuk melakukan perjalanan ke Butittinggi, kami memulainya pukul 8 malam dari Pekanbaru, Riau. Mendengar kata “Bukittinggi” siapa yg gak tau dengan daerah yang terkenal dengan landmarknya “Jam Gadang” itu. Ini merupakan pengalaman pertama saya mengunjungi daerah tersebut, yang sebelumnya saya hanya lewat saja. Detik demi detik, menit demi menit, jam pun berganti, diperjalanan kami dimanjakan dengan pemandangan yang amat luar biasanya, keindahan alamnya sangat menyejukkan jiwa, dikiri kanan kita akan dapat melihat pepohonan yang amat banyak, ditambah lagi dengan bukit-bukit yang tinggi, itu merupakan hal yang amat langka ditemukan dikota saya. Perjalanan ke Bukittinggi melalui jalur yang amat bahaya, jadi hanya supir yang memiliki pengalaman dan keahlianlah yang dapat melalui jalur tersebut, kita akan mengelilingi bukit-bukit yang tinggi untuk mencapai tujuan, tak jarang para pengendara masuk jurang dikarnakan kurang menguasai medan.

Photo diatas ialah kelok sembilan yang dilihat dari atas.

Daerah yang paling rawan terjadinya kecelakaan ialah kelok sembilan, bagi yang pernah melawati jalur Riau-Sumbar siapa yang tak tau dengan namanya “Kelok Sembilan”, setiap kendaraan yang menempuh rute Riau – Sumbar, pasti akan melewati Kelok Sembilan. Jalur ini merupakan yang paling dekat untuk menghubungkan kedua kota yang berjarak lebih kurang 350 km ini. Kelok sembilan merupakan rute yang paling ditakuti bagi pegendara, tetapi disamping terkenal dengan menggerikannya, rute ini menawarkan pemandang yang amat luar biasa, dari atas jalan kta bsa melihat pemandangan yang dapat menyejukkan mata.
Kelok sembilan selain berfungsi sebagai ruas jalan penghubung juga menjadi objek wisata yang cukup menarik, kelok Sembilan menyimpan pesona tersendiri. Letaknya yang di cela-cela bukit yang masih perawan membuat suasana di sekitarnya menjadi sangat asri dan terasa sejuk. Letaknya yang berada pada ketinggian sekitar 1000 meter di atas permukaan laut membuat udaranya terasa dingin. Jika pada malam hari suhu udara disini bisa mencapai 17 derajat selsius. Sebuah suhu yang tergolong sangat dingin bagi bangsa yang tinggal di daerah tropis.
Untuk memudahkan para pengendara, pemprov Sumbar telah membuat jembatan layang di kelok sembilan sejak tahun 2000 yang lalu tapi sayang hingga saat ini belum selesai.

Photo diatas ialah jembatan layang kelok sembilan.

Pada jam 1 malam kami singgah di tmpat peristirahatan di Lubuak Bangku, disinilah awal yang indah saya rasakan selama diperjalanan, selama di Pekanbaru saya tdak pernah merasakan kedinginanan tetapi sesampainya disini saya merasakan amat sangat kediginan, padahal saya sudah memakai jaket, tetapi dingin tersebut amatlah sejuk, karna ditempat persingahan ini berada ditengah2 bukit, jadi wajar nuansa alamnya terasa.

Photo diatas saat singgah ditempat pengistirahatan di Lubuak Bangku, sedang menikmati makanan yang disediakan.

Di peristirahatan, saya menyempatkan diri untuk menonton Piala Eropa sejenak sambil menikmati nasi goreng yang lezat, kemudian saya tidur. Pada subuh harinya saya sudah sangat kedinginan, dan tidak kalah serunya saat saya ambil air wudhu’, airnya pun amat2 dingin yang tidak pernah saya rasakan air sedingin itu di Pekanbaru, udaranya yang dingin serta sejuk dan air dingin pun memulai pertualangan saya di negeri minang ini.

Photo diatas saat berada di depan tempat peristirahatan di Lubuak Bangku.

Perjalanan pun kami lanjutkan ke suatu taman di Bukittinggi yang bernama “Panorama”, ketika kita mendengar kata panorama sejenak kta pasti berfikir itu adalah suatu tempat yang indah, yang tidak jauh2 dengan pemandangan, betul bukan?
Yapzz, tepat sekali. :D


Photo diatas saat merupakan pemandangan yang dapat kita lihat dari Taman Panorama.

Panorama yang kita bayangkan memang suatu pemandangan yang luar biasa, yang dapat memanjakan mata kita, selain itu tiupan angin sepoi2 tak henti2nya dapat kita rasakan di sini. Di dalam Panorama juga terdapat gua bekas persembunyian tentara Jepang sewaktu Perang Dunia II yang disebut dengan Lubang Japang.
Berbeda dengan Gua Jepang di Taman Hutan Raya Ir H Juanda Bandung yang mendatar, Lobang Jepang di Bukittinggi ini masuk ke bawah, menusuk perut bumi, yang dasarnya dicapai dengan meniti 132 anak tangga. Penerangan dan sirkulasi udara di dalam gua cukup baik, sehingga sangat memudahkan bagi para pengunjung, lubang jepang tersebut dibuat dengan kedalaman mencapai 40 meter di bawah permukaan tanah.

Selain pemandangannya yang indah, taman ini memiliki ciri khas yang sangat unik yakni didalam taman ini terdapat monyet2 yang mencari makan, monyet2 tersebut merupakan hiburan tersendiri bagi pengunjung, tetapi jagan salahkan monyetnya yah, soalnya apa pun barang bawaan anda bisa diculik oleh monyet tersebut jikalau kita tidak berhati2, maklumlah diakan monyet. :D
Jadi para pengunjung harus berhati2 terhadap monyet tersebut, walaupun demikian, monyet tersebut merupakan daya tarik tinggi untuk mengikat pengunjung.


Photo diatas ialah keberhasialan sang monyet merampas benda milik pengujung.

Setelah selesai memuaskan diri di taman panorama, kami bergegas menuju kebun binatang yang mana jaraknya tak jauh dari taman panorama, didalam perjalanan saya merasakan hal yang berbeda, bukittinggi memiliki ciri khas yang menarik di mana jalanan yang kami tempuh hingga sampai menuju kebun binatang sangat unik dimana kami harus menempuh jalan yang mendaki, bagaikan mendaki gunung, diperkirakan sudut yang kami daki mencapai 40 derajat.

Photo diatas ialah perjuangan untuk mencapai kebun binatang.

Sesampainya di kebun binatang, kami melihat berbagai satwa baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi, hal yang menarik untuk dicermati ialah tata letak penempatan binatangnya sangat bagus, sesuai pada tempatnya. Dikebun binatang ini kami tidak berlama2 karna kami harus berangkat ke Pekanbaru dengan segera.

Photo diatas merupakan salah satu tempat di Kebun Binatang di Bukittinggi.

Setelah mengunjungi kebun binatang, kami menyempatkan diri untuk membeli oleh2 khas Bukittinggi, kami memutuskan pergi ke Jam Gadang karna lokasinya yang tidak jauh dari kebun binatang, hanya dengan berjalan kaki kami dapat ke tempat itu. Di Jam Gadang terdapat dua buah pasar yakni Pasar Ateh (Pasar Atas) berada berdekatan dengan Jam Gadang yang merupakan pusat keramaian kota. Pasar Ateh yang artinya adalah pasar atas, Di Pasar Ateh terdapat banyak penjual kerajinan tangan dan bordir, serta makanan kecil oleh-oleh khas Sumatera Barat, seperti Karupuak Sanjai (keripik singkong ala daerah Sanjai di Bukittinggi) yang terbuat dari singkong, Karupuak Jangek yang dibuat dari bahan kulit sapi atau kerbau, dan Karak Kaliang, sejenis makanan kecil khas Bukittinggi yang berbentuk seperti angka 8, sedangkan pasar bawah adalah pasar becek yang menjual bahan-bahan dapur.

Photo diatas adalah landmarknya Bukittinggi; "Jam Gadang".

Setelah selesai belanja oleh2, saya beserta rombongan kembali ke Pekanbaru, alhmadulillah kembali dengan selamat.:Dhttp://www.blogger.com/img/blank.gif
Walaupun cuma 1 hari di Bukittinggi, tetapi saya mendapatkan pengalaman yang indah yang pernah saya rasakan di Indonesia tercinta, pokoknya tidak akan menyesal kalau berlibur ke Bukittinggi.


Inilah Indahnya Sisi Barat Indonesiaku “Bukittinggi”, saya akan datang lagi, Insyaallah. :D


Oke, sekian dulu cerita saya yah. :D
Assalamu’alaikum.
Selengkapnya...

Kamis, 28 Juni 2012

DAMPAK MEDIA TELEVISI TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU REMAJA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI



BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Remaja
Istilah remaja atau adolesence berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence (dari bahasa Inggris) yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Masa remaja adalah masa-masa kritis dimana terjadi peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Pola-pola karakter seorang individu akan mulai terbentuk pada masa ini sehingga pembentukan perilaku mungkin relatif lebih sulit. Jika diibaratkan dengan kertas, maka remaja bukan lagi selembar kertas polos yang leluasa ditulisi, namun telah diisi dengan beberapa guratan-guratan karakter yang mewarnai karakter dirinya. Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian individu.
Kebanyakan ahli memandang masa remaja harus dibagi dalam dua periode karena terdapat ciri-ciri perilaku yang cukup banyak berbeda dalam kedua (sub) periode tersebut. Pembagian ini biasanya menjadi: periode remaja awal (early adolescence), yaitu berkisar antara umur 13 sampai 17 tahun; dan periode remaja akhir, yaitu 18 sampai 20 tahun (atau umur dewasa menurut hukum yang berlaku di suatu negara).
B. Ciri-Ciri Remaja
Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis dan sangat rentan, karena bila manusia melewati masa remajanya dengan kegagalan, dimungkinkan akan menemukan kegagalan dalam perjalanan kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja itu diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan berhasil guna dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan selanjutnya, dimungkinkan manusia itu akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan hidupnya. Dengan demikian, masa remaja menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya.
Masa remaja juga dikenal dengan masa perkembangan menuju kematangan jasmani, seksualitas, pikiran, dan emosional. Begitu juga masa remaja sering disebut sebagai masa dimana terjadinya berbagai perubahan pada manusia, baik perubahan jasmani, seksualitas, pikiran, kedewasaan, maupun sosial. Semua itu merupakan proses perpindahan seseorang dari masa anak-anak. Masa remaja bukanlah masa yang berada secara tersendiri dan terpisah dari masa lampau dan sekarang. Tetapi masa remaja adalah masa yang saling berkaitan dengan masa lampau, sekarang, dan akan datang. Setiap manusia dituntut untuk mengetahui dan memahami dengan baik tentang masa remajanya.
Secara garis besar, masa remaja ditandai oleh ciri-ciri pertumbuhan fisik, perkembangan seksual, cara berpikir kausalitas, emosi yang meluap-luap, menarik perhatian lingkungan, dan terikat dengan kelompok.
C. Perkembangan Masa Remaja dan Perilaku yang Muncul
Memasuki gerbang remaja, umumnya baik remaja putra maupun remaja putri, ia merasa dirinya sudah besar, dalam arti bukan kanak-kanak lagi. Oleh sebab itulah terkadang remaja susah diatur meskipun oleh orang tuanya sendiri. Kemudian ketika usianya telah memasuki angka 17 tahun, maka cita-cita serta angan-angan dan ide-ide pun bermunculan. Pada suatu waktu, ia ingin menjadi “ini” atau ingin seperti si “anu”. Namun di lain waktu, bila ia melihat hal yang lebih menarik, lebih menguntungkan dan mudah dicapainya, maka iapun ingin seperti itu. Idealismenya belum kokoh, disebabkan pengaruh masa kanak-kanaknya yang belum seratus persen hilang dari jiwanya.
Namun begitu, cita-cita yang menghinggapi kaum remaja terkadang masuk diakal, bila hal tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi remaja yang bersangkutan. Tetapi ada juga remaja yang menggantungkan cita-citanya setinggi langit, sementara ia tidak menengok ke belakang tentang situasi dan kondisi yang ada. Dan yang paling tragis adalah bila seorang remaja mempunyai angan-angan yang muluk-muluk, namun ia tidak berusaha untuk menggapainya. Maka angan-angan tersebut tinggal angan-angan semata, sementara dirinya telah menjadi pelamun ulung, artinya suka melamunkan sesuatu yang tidak pernah akan terjadi pada dirinya.
Boleh-boleh saja para remaja mempunyai idelisme maupun cita-cita untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang. Namun semua itu diperlukan kendali, agar tidak melantur menjadi berbeda fungsi. Maksudnya yang semula adalah keinginan dan cita-cita yang baik, namun karena malas untuk mencoba berusaha menggapainya, akhirnya cuma menjadi lamunan yang tak berujung. Keadaan seperti ini sangat membahayakan, karena bisa mengakibatkan penyakit mental dan gangguan jiwa yang parah.
Perkembangan masa remaja berlangsung dalam 4 masa yaitu masa pueral, masa pra pubertas, masa pubertas, dan masa adolesen.
1. Masa Pueral
Kata pueral berasal dari kata puer yang artinya anak besar. Masa pueral merupakan bagian akhir dari masa anak sekolah. Puer adalah anak yang tidak suka lagi diperlakukan sebagai anak, tetapi ia belum termasuk golongan orang dewasa. Masa pueral berlangsung sangat singkat pada diri remaja. Sebagai contoh, anak laki-laki badannya bertambah kuat dari keadaan sebelumnya. Pertambahan kekuatan jasmani diikuti oleh tumbuhnya sikap berani, senang beramai-ramai, suka mengganggu orang lain, suka menimbulkan perselisihan, dan perkelahian. Sementara, pada anak perempuan terjadi perubahan yaitu suka tertawa riuh dan gembira.
Perkembangan kejiwaan pada masa pueral adalah adanya dorongan untuk mengemukakan pendapatnya, tidak mau diperlakukan sebagai anak-anak, suka mencetuskan perasaan, dan memberontak meskipun dalam kadar yang rendah. Begitu juga perasaan harga diri mulai tumbuh, mulai berpikir kritis, keberanian melewati batas, suka menyombongkan diri, sering bertindak tidak sopan, dan gemar akan pengalaman luar biasa.
2. Masa Pra Pubertas
Masa pra pubertas sebenarnya masih tergolong ke dalam masa peralihan. Masa ini dialami anak perempuan lebih singkat waktunya dibandingkan dengan anak laki-laki. Selain itu, pada masa ini mereka mulai berangsur-angsur melepaskan dirinya dari ikatan orang tuanya untuk memungkinkan mereka dapat berpikir dan bertindak lebih bebas. Andaikata mereka tidak dapat melepaskan dirinya dari keterikatan dan merasa kemerdekaannya terancam, ada kemungkinan mereka akan berontak atau tidak mau menuruti perintah dan tidak tunduk kepada peraturan. Pada masa ini remaja mudah terkena pengaruh buruk dari temannya, kegiatannya cenderung merusak keadaan, suka mengganggu ketertiban umum, bertindak sesuka hati, sering bertindak tidak sopan, suka melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kebiasaan, suka mencela tetapi ia sendiri tidak dapat berbuat lebih baik.
3. Masa Pubertas
Masa pubertas adalah masa bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada pengembangan pribadi sendiri. Pribadi itu menjadi pusat pikirannya. Diantara sifat-sifat yang muncul pada masa ini adalah meninggalkan pendapat lama, keseimbangan jiwa terganggu, suka menyembunyikan isi hati, tumbuhnya perasaan kemasyarakatan, adanya perbedaan sikap yang sangat mencolok antara laki-laki dengan perempuan.
Pada remaja laki-laki terdapat sifat dan perilaku aktif memberi, melindungi, menolong, memberontak, mengkritik, mencari kemerdekaan berpikir, memperoleh hak berbicara, suka meniru perbuatan orang yang disukainya, minatnya tertuju pada hal-hal yang abstrak, dan lebih memuja kepandaian yang dimiliki orang dibandingkan dengan orangnya itu sendiri. Pada remaja perempuan, adanya sifat suka dilindungi dan ditolong, adanya keterikatan perasaan dengan tradisi, tidak ingin meniru, lebih suka bersikap pasif, minatnya ditujukan pada hal-hal yang nyata, langsung memuja orangnya.
4. Masa Adolesen
Masa adolesen berada diantara usia 17-20 tahun. Sifat dan perilaku yang terjadi pada masa adolesen antara lain, mulai tampak garis perkembangan yang diikutinya di kemudian hari, mulai jelas sikapnya terhadap nilai-nilai hidup, kondisi kejiwaan mulai tenang, adanya kesadaran bahwa mengkritik itu mudah dan melaksanakannya itu sukar, mulai menunjukkan perhatian kepada masalah kehidupan yang sebenarnya, bersatunya erotis dan seksualitas, menghargai nilai-nilai lepas dari orang yang memilikinya. Selain itu, ada beberapa sifat dan perilaku yang berbeda antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan.
Pada remaja laki-laki telah tampak sifat dan perilaku aktif, tidak membiarkan dirinya hanyut terbawa arus masa remaja, memerhatikan nilai-nilai kultural, menghargai pengalaman, sering dipengaruhi oleh nilai tertentu. Sedangkan pada remaja perempuan bersikap pasif dan reseptif (penerima), terbawa hanyut arus masa remaja, lebih memerhatikan masalah kehidupan, kurang menyadari akan resiko, dan berkeinginan yang tidak menentu.





BAB III
PEMBAHASAN

A. Dampak yang Dapat Ditimbulkan Oleh Media Televisi Terhadap Pembentukan Perilaku Remaja
Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa mempunyai fungsi yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Kebanyakan acara yang ditayangkan oleh TV lebih banyak porsi percintaannya dibandingkan dengan hiburannya. Yang amat disayangkan dari acara terebut adalah banyaknya adegan mesra dan efek yang ditimbulkannya amat banyak. Terutama bagi kalangan remaja. Kemesraan yang ditayangkan dalam progam tersebut memancing nafsu bagi mereka yang menyaksikannya, yakni keinginan remaja yang kuat untuk melihat dan bahkan melakukan adegan percintaan di dalam kehidupannya sehari-hari.
Efek yang ditimbulkan setelah selesai menyaksikan acara yang ditayangkan di TV ialah terbentuknya mental anak muda yang cengeng, instant, mudah menyerah, manja, dan suka menghayal, serta gaya hidup yang kontras dengan realita yang ada. Dengan demikian menurut penulis maraknya tayangan kekerasan/percintaan mengingatkan penonton akan sebuah peringatan bahwa kemajuan teknologi merupakan teman sekaligus lawan (dalam hal ini TV). Keberadaannya memiliki beberapa sisi efek sebagai berkah sekaligus bencana jika tidak dengan sebaik-baiknya digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat. Ia juga mempunyai sisi yang bertolak belakang serta susah ditebak karena ia memiliki nilai kebenaran yang relatif (objektif relative). Ia memberikan efek positif sekaligus negatif, efeknya begitu mendalam karena ia mampu melakukan kontak batin dengan penikmatnya sehingga seolah-olah mereka hanyut ke dalam acara yang sedang berlangsung.
Mungkin karena permintaan pasar, TV seringkali memberikan acara tanpa mempertimbangkan aspek psikologis maupun sosiologis terhadap khlayaknya. Amat banyak acara yang ditampilkan di TV secara vulgar, apalagi acara tersebut seharusnya diperuntukkan bagi kalangan dewasa namun, banyak juga di tonton remaja. Pernahkah penonton sadar bahwa secara tidak langsung TV telah mengajarkan kita tentang cara-cara baru kekerasan ataupun percintaan yang bersifat fiksi ditampilkan oleh media yang kemudian hal itu ditiru oleh penonton dengan harapan akan memperoleh hasil yang sama.
Acara televisi pada umumnya dapat mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan serta menghipnotis pada audiens khususnya remaja sehingga mereka dihanyutkan dalam pertunjukkan televisi tersebut. Dari televisi orang dapat belajar banyak tentang informasi dan memahami tentang dunia dan bagaimana berperilaku dalam masyarakat, antara lain mempelajari hubungan sosial, nilai-nilai perilaku sosial dan anti sosial, serta masih banyak lagi. Salah satu dampak negatif televisi pada remaja adalah perilaku agresi. Agresi adalah setiap bentuk perilaku yang diarahkan untuk merusak atau melukai orang lain.
Hasil konkrit sinetron dalam kehidupan nyata, ada di depan mata kita seperti geng nero, geng motor, pelecehan seksual di kalangan birokrat, dan lain sebagainya. Televisi adalah media yang potensial sekali, tidak saja untuk menyampaikan informasi tetapi juga membentuk perilaku seseorang. Sebagai media audio visual televisi mampu merebut 94% saluran masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. Televisi mampu membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar di layar televisi walaupun hanya sekali ditayangkan. Atau secara umum akan ingat 85% dari apa yang mereka lihat di TV, setelah 3 jam kemudian dan 65% setelah 3 hari kemudian. Ternyata, tanyangan TV terbukti cukup efektif dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku remaja lantaran media ini sekarang telah berfungsi sebagai rujukan dan wahana peniruan (what they see is what they do).
Kehadiran sinema elektronika (sinteron) yang menghiasi televisi setiap hari barangkali telah ikut membentuk nilai “baru” bagi generasi muda saat ini. Tidak banyak senitron yang mampu memberikan nilai-nilai edukatif bagi para penontonnya. Di sinetron dengan mudah disaksikan pelajar (SMP/SMA) yang lebih disibukkan persoalan hubungan lawan jenis dibandingkan usaha gigih untuk meraih prestasi akademis yang baik.
Perkembangan alat elektronik yang semakin pesat membawa dampak positif maupun negatif. Misalnya saja dengan adanya televisi. Televisi tidak hanya membawa pengaruh yang positif saja, tetapi juga membawa pengaruh yang negatif, dengan tayangan yang dihadirkan tidak menolak kemungkinan akan mempengaruhi perilaku remaja. Banyak remaja yang lebih cepat matang (dewasa sebelum saatnya).
Seorang ahli bernama Albert Bandura mengemukakan teorinya yang terkenal dengan nama Social Learning Theory, yang secara umum menjelaskan bahwa anak-anak dan remaja akan dengan mudah meniru perilaku apa yang sering mereka tonton. Anak-anak dan remaja yang menonton kekerasan mempunyai peluang besar untuk menirunya. Sebaliknya jika mereka sering menonton acara yang berisi hal-hal yang bersifat mendidik, misalkan film yang berisi cerita kepahlawanan atau kasih sayang (antar mahluk hidup), maka ia pun akan terpengaruh atau meniru apa yang ia tonton tersebut. Tetapi kita tidak boleh mengklaim bahwa semua tayangan televisi hanya berdampak negatif. Jelas pernyataan itu tidak adil. Seperti yang telah dijelaskan di atas, TV ibarat koin mata uang. TV juga mempunyai dampak positif, banyak siaran TV yang baik untuk pendidikan remaja.
Dalam situasi demikian tentu saja akan bersifat kontra produktif jika beberapa stasiun televisi menayangkan berbagai acara yang kurang memupuk upaya penanaman nilai agama dan budi pekerti. Untuk itu, sudah saatnya para pengelola televisi dituntut kesediaannya dalam memperbanyak volume acara yang membawakan pesan-pesan edukatif dan positif. Kita akui, tayangan televisi seperti sinetron hanya sebatas rekaan sutradara yang tak mesti sejalan denga realitas pergaulan remaja kita sehari-hari. Tetapi, karena TV telah menjadi media publik yang ditonton secara luas, termasuk kalangan remaja, maka akan memberi dampak kurang positif jika isinya bersifat vulgar.
Di samping itu, judul sinetron yang selalu mengambil topik-topik tentang percintaan dan pacaran sedikit banyak akan mengajari remaja untuk berpacaran, tampil sexy, bergaya hidup trendy dan berorentasi yang penting happy. Walaupun tayangan ini belum tentu ditiru namun tetap akan mengontaminasi pikiran polosnya. Karena efek tayangan TV selama ini terbukti cukup ampuh bagi mereka. Simak saja, tingkah laku sebagian remaja saat ini yang sangat mengidolakan tokoh-tokoh film percintaan dan sejenisnya.
B. Solusi Untuk Mengatasi Dampak Negatif dari Media Televisi Pada Remaja di Dalam Kehidupan Sehari-hari
Para ahli komunikasi mengatakan, media massa sangat berpengaruh terhadap pembentukan realitas sosial. Komunikasi massa selalu mempunyai dampak pada diri seseorang atau sekelompok orang akibat dari pesan yang disampaikan kepadanya. Dampak kognitif berhubungan dengan pemikiran, dampak emosional berhubungan dengan perasaan (senang, sedih, marah, sinis dan sebagainya). Dampak kognitif juga mencakup niat, tekad, upaya, dan usaha yang berkecenderungan diwujudkan menjadi suatu kegiatan. Media massa tidak hanya memiliki dampak langsung terhadap individu, tetapi juga mempengaruhi kebudayaan dan pengetahuan kolektif serta nilai-nilai di dalam masyarakat. Media massa menghadirkan perangkat citra, gagasan dan evaluasi yang menjadi sumber bagi audience-nya untuk memilih dan menjadikan acuan bagi pelakunya.
Film remaja seputar cinta dan pergaulan bebas secara tidak langsung memberikan visualisasi untuk menginspirasi pemirsanya dalam melakukan hal yang sama seperti di film. Meski mungkin tujuan dibuatnya film sebagai media penyadaran masyarakat dengan menampilkan realitas yang terjadi di masyarakat. Tapi, kenyataannya yang terjadi adalah bias. Sebab, sangat tipis bedanya antara membeberkan fakta dengan mengajarkannya. Selain itu, berbagai adegan pornografi di televisi mulai dari kasus ringan-berat pun telah menjadi bentuk pendidikan nilai-nilai yang tidak sepantasnya dilakukan terhadap remaja. Mereka yang sebenarnya membutuhkan asupan gizi semisal berupa tontonan yang mendidik yang mencerminkan insan cendekia, intelek, atau akademis, telah diracuni dengan berbagai adegan pacaran bahkan bentuk kegiatan seksual yang lebih jauh/parah.
Banyak acara-acara yang ditayangkan TV dengan tidak mengandung nilai-nilai yang semestinya disanjung oleh bangsa yang menganut budaya ketimuran, yakni nilai kesopanan, moral dan lain-lain. Yang menarik bagi penulis adalah bahwa efek tayangan tersebut secara tidak sadar telah mempengaruhi keadaan jiwa penonton yang mendorong dirinya untuk meniru adegan-adegan yang ada. Percaya atau tidak, tayangan kekerasan tersebut juga turut mempengaruhi angka kriminalitas seperti pembunuhan, pelecehan seksual, perkosaan, dan lain sebagainya. Ini menarik untuk dijelaskan mengingat tayangan-tayangan tersebut setiap jam hadir di tengah keluarga.
Kontrol orang tua terhadap tayangan TV juga dapat dilakukan secara langsung kepada stasiun TV yang menayangkannya. Caranya, orang tua dapat melayangkan protes kepada stasiun TV yang menayangkan sebuah acara yang dianggap bernilai negatif. Cara protes ini sekarang lebih mudah dilakukan karena telah disediakan salurannya. Hampir semua TV di Indonesia memiliki telepon, fax, email, bahkan SMS yang bisa dijangkau dari mana-mana. Mereka umumnya menerima layanan pelangan (custumer service) hampir 24 jam. Adaikan ada dua orang dari setiap propinsi di Indonesia yang rela menyempatkan diri ‘mengawasi’, atau bahkan melakukan protes terhadap setiap tayangan TV yang berbau ‘sesat’, maka dipastikan stasiun TV akan sangat selektif menampilkan tayangan TV.
Untuk mengantisipasi dampak negatif dari televisi tentunya tidak dapat didiamkan begitu saja. Dibutuhkan sebuah kemampuan untuk menyikapi media ini dengan bijaksana. Bila masalah remaja ini hanya menjadi persoalan bagi para orang tua dan hanya beberapa gelintir orang yang peduli pada hal itu, maka masalah ini akan semakin sulit untuk terpecahkan. Sebenarnya pihak yang benar-benar terlibat dan harus dilibatkan untuk memecahkan masalah ini adalah pihak stasiun televisi itu sendiri. Karena pihak stasiun televisi mempunyai wewenang untuk menentukan layak tidaknya sebuah acara untuk ditayangkan.
Mereka mempunyai andil yang besar pada semua tayangan yang ada di televisi. Di sinilah sebenarnya diperlukan orang yang benar-benar peduli pada nasib bangsa dan punya tanggungjawab moral yang tinggi. Kalau orang yang ditempatkan pada posisi ini adalah orang yang tepat, maka dia akan berfikir berkali-kali sebelum menayangkan sebuah acara. Apakah acara ini layak untuk ditayangkan? Sasarannya siapa? Disiarkan pada jam berapa? Apa pengaruh yang timbul dari acara ini? Dan masih banyak lagi pertimbangan yang mereka fikirkan. Jika semua pihak bekerjasama dengan baik, maka akan ada harapan masalah ini mudah terpecahkan. Sehingga masa depan bangsa tidak lagi berada dalam ambang kehancuran.
Secara psikologis, acara siaran televisi mempunyai pengaruh yang kuat dalam waktu yang lama kepada pikiran penontonnya. Indera pertama yang memiliki pengaruh terkuat pada pikiran adalah penglihatan, kemudian yang kedua adalah pendengaran, dan selanjutnya adalah indera perasa. Acara televisi yang melibatkan indera penglihatan dan pendengaran penontonnya, memiliki pengaruh yang lebih kuat kepada pikiran penonton dibanding pengaruh media lain.
Karena itu, penulis mengimbau agar para pemilik stasiun televisi jangan hanya mementingkan aspek komersial, tetapi juga memikirkan peran mencerdaskan masyarakat khususnya remaja. Seharusnya, televisi bisa menayangkan acara yang dapat membuka wawasan dan menumbuhkan semangat kreativitas, bekerja, dan taat beribadah sebagai ganti dari acara yang merusak moral itu. Sudah saatnya semua elemen yang ada di Indonesia bersatu padu untuk menyelamatkan remaja Indonesia menuju suatu kehidupan yang lebih baik.
Oleh karena itu, untuk mencegah dan mengatasi masalah ini harus ada solusi untuk mengatasinya. Solusi yang melibatkan berbagai pihak yang bertanggung jawab dalam masalah ini. Melibatkan para pemilik televisi, para produser dan insan pembuat sinetron, masyarakat dan organisasi atau lembaga sosial masyarakat yang terkait. Pihak-pihak yang terlibat tersebut membuat suatu kebijakan yang disepakati bersama untuk mengatasinya. Sehingga kebijakan yang dibuat tidak merugikan diantara mereka dan mampu memberikan solusi yang tepat. Hal ini dilakukan demi masa depan generasi penerus bangsa. Jangan sampai penerus bangsa kita menjadi tidak kreatif karena terbiasa dengan budaya menonton, salah satunya melihat sinetron. Jangan sampai tunas bangsa kita layu dan mati tenggelam dengan budaya menonton.
Selengkapnya...

MENANGKAL BAHAYA AIDS DALAM PERGAULAN REMAJA



A. Pengertian AIDS
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Celakanya, apabila virus HIV sudah masuk ke dalam tubuh seseorang, secara pelan-pelan merusak sistem kekebalan tubuhnya sehingga serangan penyakit lain, yang biasanya tidak berbahaya, akan dapat menyebabkan kematian. Biasanya orang yang kemasukan virus HIV tidak diketahui oleh dirinya sendiri maupun orang lain, bahwa dirinya mengidap virus HIV, karena dia tampak sehat dan merasa dirinya sehat. Dan sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahnya atau obat untuk penyembuhannya.
B. Perkembangan Kasus HIV/AIDS
Untuk pertama kalinya penderita AIDS diketahui pada tahun 1981 di Amerika Serikat dan penyakit ini kemudian berkembang luas di benua Afrika dan negara barat seperti Eropa dan Amerika Latin hingga Indonesia tahun 1987. Dan pada tahun 1996 diketahui penderita HIV/AIDS di Indonesia sebanyak 438 orang. Bahkan dalam laporan UNAIDS (Badan PBB untuk program AIDS yang dibentuk tahun 1996), menyebutkan bahwa pada tahun 2001 saja, diperkirakan 21 juta orang penduduk dunia meninggal karena AIDS, termasuk 17 juta di wilayah sub-Sahara Afrika. Dilaporkan juga bahwa 36 juta orang di seluruh dunia terinfeksi HIV, dan setidaknya 26 juta orang adalah mereka yang hidup di Afrika.
Wabah AIDS global terus merebak, dan UNAIDS kembali mengeluarkan perkiraan bahwa sedikitnya 40 juta orang di seluruh dunia tertular HIV atau AIDS. Tiga juta orang meninggal pada 2003 akibat AIDS, sama dengan jumlah penumpang pesawat jumbo jet Boeing 747 yang kecelakaan setiap 90 menit. Lima juta kasus baru HIV/AIDS tercatat hanya pada tahun ini, kebanyakan di sub-Sahara Afrika, meskipun AIDS dengan cepat menjadi masalah besar di China, India dan Rusia.
Lebih dari 260 ribu orang Rusia tertular virus HIV, kata kantor berita Interfax yang mengutip catatan kantor PBB di Moskow. Sebanyak 70% dari seluruh orang Rusia yang positif tertular HIV berusia 15-29 tahun. Untuk kasus di Rusia ini, disebutkan bahwa hanya 20 per 100 ribu warga Rusia positif tertular HIV pada awal tahun 2000 dan rata-rata itu meningkat hampir 10 kali lipat menjadi 180 per 100 ribu pada Nopember 2003, kata Vadim Pokrovsky, kepala pusat federal untuk pemberantasan HIV/AIDS.
Indonesia termasuk negara dalam keadaan bahaya HIV/AIDS. Hal itu disebabkan laju kenaikan kasus baru penyakit mematikan itu meningkat tajam dan belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Menkes mengungkapkan, data HIV/AIDS di Indonesia per 30 September 2003 adalah sebanyak 3.924 kasus, dengan perincian 2.685 kasus infeksi HIV dan 1.239 kasus AIDS. Data itu barulah yang terdeteksi. Ibaratnya baru merupakan puncak dari gunung es, sementara gunung esnya sendiri masih banyak. Kalau keseluruhan diperkirakan jumlah kasus HIV/AIDS bisa mencapai 80 ribu hingga 120 ribu.
Di samping itu, diperkirakan ada peningkatan 100 kasus baru HIV/AIDS per bulan, terutama di wilayah DKI Jakarta. Peningkatan kasus di Jakarta ini umumnya disebabkan penggunaan jarum suntik obat-obatan terlarang. Menurut Menkes, meski dilihat dari jumlah kasusnya, Indonesia tergolong rendah dibanding negara-negara lain di dunia, tetapi angka percepatannya termasuk tinggi. Di dunia, populasi penderita HIV/AIDS saat ini diperkirakan sudah mencapai jumlah 41 juta orang. Oleh karena percepatan yang tinggi itulah, Indonesia masuk dalam kategori bahaya.
Tingkat bahaya tersebut disebabkan dalam kurun waktu paling lambat 10 tahun, kasus HIV akan menjadi positif AIDS. Artinya paling lama 10 tahun mendatang atau mungkin lebih cepat, jumlah kasus positif AIDS di Indonesia bisa mencapai 120 ribu. Ditambahkan, wilayah sebaran HIV/AIDS di Indonesia paling banyak meliputi DKI Jakarta, Bali, Bandung, Batam, Merauke, dan Sorong.
C. Cara Penularan AIDS
Cairan tubuh penderita AIDS yang berperan dalam penularan adalah darah, sperma, cairan vagina, dan cairan tubuh lainnya yang tercemar HIV, misalnya air ludah. Cara penularan AIDS terutama melalui sebagai berikut:
1. Hubungan seksual, baik dengan sejenis maupun berbeda jenis kelamin yang mengidap virus HIV.
2. Tukar menukar jarum suntik, akupunktur, tato, dan alat cukur yang tercemar virus HIV.
3. Transfusi darah yang tercemar virus HIV.
4. Dari ibu hamil yang kemasukan virus HIV kepada bayi yang dikandungnya.
5. Pertolongan persalinan yang tercemar virus HIV.
AIDS tidak menular karena sebagai berikut:
1. Berjabat tangan, bersentuhan dengan badan, pakaian, dan barang-barang penderita HIV/AIDS
2. Gigitan serangga atau nyamuk
3. Bercium pipi
4. Makanan dan minuman
5. Hidup serumah dengan penderita, asalkan tidak melakukan hubungan seksual.
6. Berenang bersama-sama dalam satu kolam renang
7. Penderita bersin dan batuk di dekat kita
8. Menggunakan WC yang sama dengan penderita HIV/AIDS
9. Satu kantor atau sekolah, dan lain-lain.
10. Namun demikian tetap perlu diwaspadai apabila ada kulit kita yang terluka dapat menjadi pintu masuknya virus HIV.
D. Cara Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS
Penanggulangan penyakit baru khususnya HIV/AIDS, hendaknya memperhatikan empat dimensi, yaitu dimensi biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual. Oleh karena itu pendidikan moral, etika, agama sudah harus ditanamkan sejak dini. Begitu pula penanggulangannya ditanamkan sejak dini. Begitu pula penanggulangannya dilakukan secara kuratif dan preventif harus diupayakan dakwah secara kaffah dan akurat serta intensif. Sosialisasi HIV/AIDS di kalangan masyarakat terutama di kalangan generasi muda perlu terus dilakukan, karena dari sejumlah data penderita HIV/AIDS baik dari skala dunia, nasional maupun lokal terlihat kebanyakan penderita HIV/AIDS adalah orang-orang yang rentan usia produktif yakni antara 15 sampai 24 tahun.
Diperkirakan penyebaran HIV/AIDS di kalangan usia produktif akan terus meningkat mengingat pada saat yang sama gaya pergaulan sebagian remaja sudah sangat mengkhawatirkan. Aktivitas pergaulan remaja cenderung sudah mengesampingkan nilai-nilai ketimuran yang menjunjung tinggi kesopanan, bahkan mengenyampingkan nilai-nilai agama yang seharusnya menjadi dasar kehidupan manusia.
Faktanya kondomisasi tidak terbukti mampu mencegah penyebaran HIV/AIDS. Di saat budaya kebebasan seks tumbuh subur, ketaqwaan yang kian tipis (bahkan mungkin tidak ada), kultur yang kian individualistis, kontrol masyarakat semakin lemah, kemiskinan yang kian menghimpit masyarakat dan maraknya industri prostitusi, kondomisasi justru membuat masyarakat semakin berani melakukan perzinahan. Tumbuh rasa aman semu dengan kampanye penggunaan kondom. Mengapa semu? Karena alih-alih sebagai pencegah, kondom justru mempercepat penyebaran HIV/AIDS. Hal ini terbukti adanya peningkatan laju infeksi sehubungan dengan penggunaan kondom 13-27% lebih.
Bagaimana bisa dikatakan kondomisasi sebagai cara aman untuk mencegah penularan HIV, sementara diameter virus jauh lebih kecil daripada pori-pori kondom. Lebar pori-pori kondom 1/60 mk. Saat meregang pori-porinya melebar 10x. Sementara Virus HIV ukurannya 1/250 mk. Saat normal pori-pori kondom bisa dimasuki 4 virus HIV dan saat regang bisa dimasuki 40 virus HIV. Ini hanya satu pori-pori padahal satu kondom terdapat banyak pori-pori dan tentu saja pada saat dipakai pasti regang.
Di AS, kampanye kondomisasi yang dilaksanakan sejak tahun 1982 bahkan terbukti menjadi bumerang. Hal ini dikutip oleh Hawari, D (2006) dari pernyataan H. Jaffe (1995), dari Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (USCDC:United State Center of Diseases Control). Evaluasi yang dilakukan pada tahun 1995 amat mengejutkan, karena ternyata kematian akibat penyakit AIDS menjadi peringkat no 1 di AS, bukan lagi penyakit jantung dan kanker. Selain itu, kondom memang dirancang hanya untuk mencegah kehamilan, itupun dengan tingkat kegagalan mencapai 20%.
Jadi jelaslah bahwa kondomisasi sama saja dengan menfasilitasi seks bebas. Tidak heran setelah program kondomisasi dijalankan kasus HIV/AIDS justru semakin meningkat pesat. Dengan demikian, kondomisasi sama saja dengan penyebaran seks bebas dan penghancuran terselubung umat manusia.
Sejak tahun 1996-2004 memang tidak ada kemajuan dalam penggunaan kondom sebagai alat pencegah HIV dan AIDS, serta IMS (Infeksi Menular Seksual). Apapun cara yang digunakan pemerintah maupun masyarakat untuk memerangi HIV dan AIDS, akan terpulang kepada diri pribadi seseorang. Oleh karena itu bagaimanapun cara yang digunakan oleh pemerintah untuk memerangi HIV AIIDS, satu hal yang perlu dicamkan, bahwa penyakit ini tidak akan terjadi jika akhlak manusia terjaga.
Dengan demikian pendidikan moral sejak dini tidak boleh diabaikan. Sungguh membuat kita waspada, bila benar wabah ini ada di depan mata sehingga segala langkah praktis, cepat, dan tepat, seperti harm reduction sangat dibutuhkan untuk mencegah penyebaran yang meluas dari apa yang sudah terlanjur terjadi, kendatipun cara pencegahan maupun penularannya sudah banyak disosialisasikan kepada masyarakat luas.
Tetapi sudah seharusnya kita tidak melupakan bahwa akar permasalahan dari timbulnya penyakit ini karena rapuhnya moral, sehingga tercermin dalam pola sikap dan perilaku seseorang. Disinilah tugas sebagai seorang perempuan, seorang ibu mengharuskan untuk melindungi dan menanamkan budi pekerti dan akhlak yang kuat pada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa sebelum mereka mengenal dunia luas. Bukankah perempuan adalah tiang negara.
Berikutnya, daripada membuang uang jutaan dolar untuk riset pengobatan AIDS atau untuk mengkampanyekan kondom, akan jauh lebih berhasil bila pergaulan bebas dilarang sama sekali. Termasuk pemerintah jangan sungkan-sungkan menutup segala macam praktik-praktik pelacuran. Dan jangan ragu-ragu pula mengganjar para pelaku pergaulan bebas dengan sanksi yang setimpal. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati. Jadi, kobarkan perang semesta melawan AIDS.



Selengkapnya...